Monday, April 23, 2012

Belanja Online vs Belanja Offline. Studi Kasus: Barang Import Langka

Belakangan penulis tertatik untuk membeli tablet, Sebenarnya hanya sekadar untuk memenuhi rasa ingin mencicipi touchscreen dan android. Dengan budget terbatas, sudah pasti tablet samsung tidak bisa dijamah. sebenarnya jika beli barang bekas mungkin masih bisa, tapi penulis kurang suka dengan barang bekas. paranoid dan skeptis.

Ternyata ada nih tablet murah meriah : lenovo ideapad a1 (bukan maksud mengiklan loh). Di dunia sudah rilis dari tahun lalu, tapi sayangnya belum (mungkin juga tidak akan) masuk Indonesia. Kecewa dengan agen resmi lenovo, penulis mulai berselancar di kaskus untuk melihat keberadaan barang tersebut di Indonesia. Ternyata ada yang jual! Dengan memori internal 16gb, di penjual menjual seharga Rp2,55juta yang seharusnya $249. Tablet itu juga masih polos, belum ada leater case, atau screen protector. Sebenarnya sudah cukup puas dengan barang dan harganya, namun entah mengapa masuk ke web belanja online di lenovo US. Harga yang ditawarkan cukup menggiurkan $189 dengan spesifikasi yang sama.

Pertanyaan berikutnya, bagaimana saya membayarnya? Kembali berselancar, menemukan paypal. Masalah belum selesai, rekening paypal juga butuh diisi dan tidak sebarang bisa diisi seperti tabungan kita di bank di Indonesia. Ada 3 cara (silahkan googling sendiri ya), salah satunya dengan meminta account paypal lain untuk transfer uang ke account kita. Jasa ini banyak tersedia di Indonesia dan saat itu cukup menggembirakan. Namun, setelah membaca peraturannya, ada yang membuat penulis berpikir ternyata $189 di web lenovo tidak lebih murah dari penjual offline yang telah diceritakan di atas. Ternyata jasa pengisian account paypal menetapkan kurs yang relatif mahal. diatas 10ribu disaat kurs rupiah terhadap dollar sekitar 9200. Apalagi jasa tersebut harus mengkonvert dulu ke ringgit baru ke dollar. Penulis tidak tahu mengapa demikian. Yang pasti cara tersebut membuat nilai 1 dollar menjadi lebih mahal lagi. anggap saja menjadi sekitar Rp10.200. $189*Rp10.200= Rp1.927.800 + pajak barang mewah + biaya pengiriman + resiko dari rusaknya barang + kerepotan harus mengurus semuanya sendiri. Sepertinya relatif lebih mahal dari pada penulis tinggal membeli dari penjual dengan harga Rp2.550.000.

Proposal Skripsi H-100


Proposal skirpsi = bab 1 dan studi literatur
isi proposal skripsi kurang lebih seperti dibawah ini. tetapi tidak menutup kemungkinan ada penambahan isi

1. Latar Belakang : data dan referensi (tiap paragraf) yang menunjukkan ada masalah atau pun potensi masalah
2. Perumusan Masalah: melihat apa ada penelitian sebelumnya yang membahas masalah yang sama. Kelompokkan berdasarkan topik, metodologi, atau temuan. Perumusah masalah ini yang menjadi pertanyaan studi.
3. Tujuan studi
4. Metodologi: gambaran peneliti akan melakukan apa, ruang ingkup, tahun, dan daerah. Tidak perlu model ekonomi secara eksplisit.
5. Organisasi / sistematika